MEMBANGUN BISNIS
JARINGAN PEMASARAN
Dikutip dari Safir Senduk Tabloid NOVA No. 728/XIII JARINGAN PEMASARAN
Tertarikkah Anda memiliki sebuah bisnis yang bermodal kecil? Sudah modalnya kecil, risikonya juga kecil. Anda bisa melakukan bisnis ini di mana pun Anda berada, kapan pun Anda menginginkannya, dan yang paling enak - ada konsultan yang akan memberikan saran-saran yang Anda butuhkan agar Anda bisa berhasil di bisnis tersebut.
Bila selama ini Anda selalu punya keinginan untuk memiliki bisnis sendiri, mungkin bisnis seperti itulah Anda butuhkan. Mungkin Anda terperangah. Apa iya bisnis semacam itu? Ada dong. Malah, banyak sekali orang yang sudah berbondong-bondong menjalankan bisnis ini, yang ketika pada awalnya umumnya dilakukan secara sampingan, sebelum akhirnya - dilakukan secara full time.
Tertarik? Simak lebih lanjut.
GAMBARAN SEDERHANA
Saya akan coba menggambarkan bisnis ini dengan sebuah cara yang sederhana. Pertama-tama, saya ingin Anda memejamkan mata dan mencoba mengingat-ingat: pernahkah dalam suatu waktu dalam hidup Anda, Anda menjual sesuatu kepada teman Anda? Anda memiliki seorang teman dan Anda menjual katakan jam tangan Anda pada dia.
Ya, mungkin tidak harus jam tangan. Anda mungkin pernah menjual sebuah baju, sebuah celana, atau sepasang sepatu. Ingat, Anda tidak memiliki bangunan untuk Anda memajang barang-barang tersebut, tapi hanya ada Anda, barang yang Anda jual, dan pembeli Anda.
Pernah? Saya rasa hampir 90 persen Anda pernah melakukannya. Oke, sekarang apa yang Anda dapatkan dari penjualan tersebut? Yang jelas Anda akan mendapatkan keuntungan eceran, di mana Anda membeli barang tersebut dari suatu tempat entah di mana dengan harga tertentu, dan Anda menjual lagi barang itu kepada teman Anda dengan harga yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, Anda membeli barang dengan harga Rp 10.000, dan menjual lagi barang itu dengan harga Rp 13.000 . Selisih antara harga jual dan harga beli itulah keuntungan eceran Anda.
Nah, itu baru dari satu barang. Sekarang bayangkan kalau Anda tidak hanya memiliki satu barang untuk dijual, tapi belasan, puluhan, ratusan, bahkan ribuan barang. Ibaratnya, Anda seperti toko serba ada, di mana apa saja yang orang butuhkan, Anda memilikinya. Yang jelas, ini berarti Anda akan memiliki bukan hanya keuntungan eceran dari satu barang saja, tapi dari banyak sekali barang yang Anda jual.
HARUS ADA BANGUNAN?
Kalau mau jualan, kita mesti punya semacam toko, dong. Begitu mungkin Anda berpikiri. Ternyata tidak selalu demikian. Lho, lalu bagaimana orang tahu bahwa Anda memang menjual barang-barang tersebut? Jawabannya adalah dari perkenalan. Kalau Anda dikenal oleh teman-teman Anda satu sekolah dulu bahwa Anda sering menjual jam tangan, maka setiap kali teman-teman Anda akan mencari jam tangan, mereka pasti akan datang kepada Anda. Itu karena Anda sudah dikenal sebagai penjual jam tangan. Jadi di sini, Anda tidak perlu punya bangunan untuk memajang barang-barang Anda kan? Anda hanya perlu dikenal sebagai penjual barang tersebut.
Namun demikian, katakan saja Anda memiliki bangunan untuk memajang barang-barang jualan Anda, mungkin penjualan Anda akan meningkat. Akan tetapi sebanyak-banyaknya barang daganga, mentok-mentoknya berapa sih? Ditambah lagi, adanya bangunan mungkin membuat Anda harus memiliki waktu khusus untuk menjaga toko Anda.
Perlu diingat pula, Anda mungkin harus membeli stok dalam jumlah yang cukup banyak karena barang-barangnya memang banyak sekali. Ini berarti, Anda harus keluar modal yang cukup besar. Jadi di sini, Anda memang akan mendapatkan keuntungan eceran. Tapi keuntungan itu baru akan Anda dapatkan kalau Anda menjual. Nah kalau Anda sakit bagaimana? Keuntungan eceran Anda mungkin akan berhenti.
MEMBANGUN JARINGAN PEMASARAN
Jadi, daripada Anda mengandalkan diri Anda sendiri (di mana bisa saja sewaktu-waktu Anda sakit dan terpaksa harus berhenti menjual), kenapa Anda tidak membangun jaringan orang yang melakukan persis seperti yang Anda lakukan?
Jadi disini, apa yang Anda lakukan adalah dengan membuka sebuah jaringan pemasaran (network marketing). Di dalam jaringan tersebut terdapat belasan, puluhan, bahkan mungkin ratusan ribu orang yang melakukan penjualan persis seperti yang Anda lakukan. Masing-masing dari mereka akan mendapatkan keuntungan eceran persis seperti yang Anda dapatkan. Sehingga kalau Anda berhenti dan tidak bisa menjual, entah karena sakit atau karena apa pun, jaringan pemasaran Anda akan terus menjual dengan atau tanpa Anda.
Kalau dilihat, bisnis ini mirip-mirip seperti bisnis waralaba. Es Teler 77 misalnya. Es Teler 77 adalah nama sebuah warung makanan dan minuman yang sangat terkenal milik pengusaha Indonesia bernama Sukyatno Nugroho. Saya tidak pernah melihat catatan keuangannya, tapi yang jelas Es Teler 77 didatangi banyak sekali pengunjung, entah untuk sekadar minum es, makan bakso, mi ayam, siomay atau apa pun itu.
Nah, bila Es Teler 77 hanya memiliki satu tempat saja (selanjutnya kita sebut outlet), maka bila outlet itu ramai, mungkin akan makin besar keuntungan yang didapatkan oleh pemiliknya. Namun akibatnya dalam jangka panjang satu outlet tersebut harus terus-menerus buka untuk bisa terus mendapatkan pengunjung yang datang. Coba bayangkan apa yang akan terjadi bila terjadi sesuatu dan outlet tersebut terpaksa tidak bisa dibuka?
Di sini, pemilik Es Teler 77 bisa buka cabang. Dia bisa membuka 1, 2, 10, bahkan 100 cabang. Masalahnya, seringkali buka cabang itu butuh biaya. Semakin banyak cabang yang dibuka, akan makin besar biaya yang dibutuhkan. Pemilik Es Teler 77 bisa saja menawarkan hak untuk membuka Es Teler 77 itu kepada pihak lain yang memiliki modal. Sebagai contoh, kalau Anda punya uang sejumlah minimal tertentu, Anda bisa datang ke kantor Es Teler 77, dan membeli hak untuk bisa membuka cabang Es Teler 77.
Kalau Anda lulus tes, maka Anda akan mendapat dukungan berupa pembagian rahasia resepnya, konsep pelayanannya, desain interior yang disarankan, dan sebagainya dan sebagainya yang memang sudah terbukti berhasil menarik pengunjung. Makanya kalau Anda datang ke outlet Es Teler 77 di mana pun, pelayanannya sudah baku. Mulai dari seragam pelayannya, sampai cita rasa makanan yang disajikan.
Lalu apa yang didapatkan oleh pemilik awal Es Teler 77 dari outlet yang Anda buka? Jawabannya ini: Anda harus membagi hasil penjualan Anda setiap tahunnya kepada pemilik awal Es Teler 77. Ini disebut royalti. Semakin banyak orang yang tertarik memiliki outlet Es Teler 77, semakin besar royalti yang masuk ke pemilik awal. Dan biasanya, jumlah outlet yang dibuka bisa lebih banyak dengan sistem waralaba daripada kalau pemilik Es Teler 77 itu membuka cabang dengan biaya sendiri. Ini juga yang terjadi pada Restoran McDonald, di mana sekarang rata-rata ada satu cabang McDonald yang buka tiap harinya di seluruh penjuru dunia, sehingga dari tahun ke tahun, royalti yang masuk ke pemilik awal McDonald bukannya mengecil tapi malah makin besar.
Anda tak harus melakukan sendiri penjualan barang-barang dagangan Anda. Sebab, Anda dapat membuka jaringan pemasaran di mana di situ terdapat orang-orang yang melakukan persis seperti yang Anda lakukan. Bagusnya lagi, kalau jaringan pemasaran Anda sudah cukup besar, Anda tidak perlu menjual banyak-banyak. Anda cukup menjual sedikit, tapi bila tiap orang dalam jaringan Anda juga menjual sedikit, total omzet dalam jaringan pemasaran Anda sudah menjadi sangat besar. Di sini, selain keuntungan eceran, Anda juga akan mendapatkan penghasilan berupa persentase pembagian dari omzet penjualan dalam jaringan Anda. Menarik, kan?
Bahkan, kalau jaringan pemasaran Anda sudah memenuhi syarat omzet tertentu juga, Anda bisa saja tidak perlu lagi terus menjalankan usaha ini, karena jaringan pemasaran Anda nanti yang akan memberikan penghasilan kepada Anda. Jadi, Anda hanya bekerja sebentar selama beberapa tahun dalam membangun jaringan, dan ketika jaringan itu sudah "jadi", jaringan itulah yang akan menjadi aset dan memberikan Anda penghasilan secara rutin (bahkan mungkin makin besar) dari tahun ke tahun, selama-lamanya, terlepas dari apakah Anda masih aktif atau tidak bahkan masih hidup atau tidak.
Bahkan, penghasilan itu bisa Anda wariskan kepada anak cucu Anda kelak. Jadi di sini, fokus Anda adalah membuat jaringan, bukan melulu menjual barang.
SESUAI WAKTU LUANG
Dalam prakteknya, untuk bisa menjalankan bisnis jaringan pemasaran, Anda harus terdaftar di sebuah perusahaan penyedia barang dan jasa seperti yang saya ceritakan di atas tadi. Perusahaan itulah yang akan menyediakan barang dan jasa kepada Anda, untuk lalu Anda jual kepada pembeli dan pelanggan Anda.
Untuk bergabung, Anda harus disponsori oleh seseorang yang sudah lebih dulu bergabung dalam bisnis tersebut. Dialah yang akan memperkenalkan Anda kepada barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan, dan juga memperkenalkan bisnis ini kepada Anda.
Pada gilirannya, ketika Anda mulai membangun jaringan dengan menceritakan bisnis ini kepada rekan-rekan Anda dan mensponsori mereka, maka seluruh garis sponsorisasi itu akan dicatat oleh perusahaan. Ini karena ketika Anda dan rekan-rekan Anda mendaftar, di formulir pendaftarannya terdapat kolom tentang siapa nama sponsornya, di mana semua ini nantinya akan dicatat oleh perusahaan dan masuk ke dalam data-data di komputernya.
Di bisnis seperti ini, modal yang dibutuhkan umumnya tidak seberapa. Mulai dari beberapa puluh hingga ratusan ribu rupiah saja. Ini tentunya berbeda dengan bisnis-bisnis konvensional lain yang membutuhkan modal minimal sejumlah beberapa juta rupiah. Itu pun belum tentu berhasil. Karena kecilnya modal yang dibutuhkan di bisnis ini, otomatis risikonya hampir tidak ada.
Bagaimana mengenai tempatnya? Dalam bisnis ini, Anda bisa menjalankannya di mana pun Anda berada, karena untuk menjalankan bisnis ini Anda cukup hanya bermodalkan kertas dan pena sehingga praktis Anda bisa melakukannya di mana saja. Ditambah lagi, Anda tidak perlu meninggalkan pekerjaan atau bisnis Anda sekarang, karena bisnis ini bisa Anda atur waktunya sesuai dengan waktu luang yang Anda miliki.
Yang paling menarik, bisnis jaringan pemasaran yang baik biasanya juga memberikan Anda sebuah cara yang sudah terbukti berhasil dijalankan sebelumnya. Sehingga siapa pun dari Anda tidak perlu memiliki keahlian khusus lebih dulu dalam menjalankan bisnis ini, karena sponsor Anda akan bertindak seperti konsultan mengajarkan cara-cara tersebut kepada Anda.
PENGHASILAN BISA BESAR
Bagaimana dengan perolehan penghasilan? Dalam bisnis jaringan pemasaran, seseorang bisa mendapatkan potensi penghasilan yang tidak ada batasnya. Ini karena bisnis jaringan pemasaran adalah sebuah bisnis duplikasi. Sehingga bila jaringan Anda memenuhi kualifikasi tertentu, penghasilan Anda nantinya bukannya malah menurun, tapi terus meningkat karena duplikasi dalam jaringan Anda juga meningkat.
Sebagai informasi saja, penghasilan yang bisa didapat dari bisnis ini adalah dari puluhan ribu hingga ratusan juta rupiah. Bahkan hingga miliaran rupiah. Di Amerika Serikat saja, sekitar 20 persen jutawan di sana mendapatkan penghasilan dari bisnis jaringan pemasaran.
Kenapa seseorang bisa mendapatkan penghasilan yang begitu besar dari bisnis ini? Karena penghasilan itu dihasilkan dari penjualan barang dan jasa yang dengan cepat meningkat jumlahnya, sementara biaya pengoperasian bisnis Anda rendah saja. Perusahaan penyedia barang dan jasa Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa gedung, pegawai, iklan dan tempat stok barang.
Dengan demikian, perusahaan penyedia barang dan jasa Anda bisa memberikan uang yang seharusnya digunakan untuk biaya-biaya tersebut di atas, sebagai penghasilan Anda.
TIDAK PERLU
KEAHLIAN KHUSUS
Apakah Anda pernah tertarik akan suatu hal, dan menceritakan hal tersebut kepada semua orang di lingkungan Anda? Ketika Anda menonton film yang bagus, misalnya, kemudian karena Anda sangat menyukainya, Anda menceritakan film itu kepada rekan-rekan Anda sehingga mereka akhirnya juga penasaran dan ingin menyaksikannya. KEAHLIAN KHUSUS
Atau Anda pernah makan di sebuah restoran yang lezat masakannya? Karena makanan disitu enak sekali, maka ketika pulang Anda menceritakan hal itu kepada keluarga Anda dan selanjutnya mengajak mereka ke sana untuk menikmati makanan itu. Saya pernah melakukannya, dan saya rasa semua orang orang pernah melakukannya. Paling tidak mereka pernah mempromosikan sesuatu yang mereka puji atau sukai. Bisa jenis makanan, bisa merek parfum tertentu, merek sepatu, barang elektronik, hingga jasa binatu sampai kursus dan sekolah.
Kalau dipikir-pikir, pemilik bioskop tempat Anda menonton film mungkin tidak membagikan komisinya kepada Anda. Atau pemilik restoran di mana Anda datang membawa rekan-rekan Anda, juga tidak akan membagikan makanan gratis kepada Anda. Tapi toh Anda rela tidak dibayar. Di sini, Anda sebetulnya sudah melakukan kegiatan menjual atau memasarkan suatu produk jasa.
Ini menunjukkan bahwa tiap manusia sebetulnya punya kemampuan menjual. Hanya saja, mereka sering tidak menyadarinya. Nah, ketimbang kemampuan Anda ini tidak menghasilkan apa-apa, kenapa tidak Anda manfaatkan agar menghasilkan sesuatu bagi Anda?